Panti Rambatan -SaiyoNews.com— Setelah memberikan bantuan beasiswa kepada mahasiswa yang terdampak musibah banjir bandang, Minang diaspora juga melakukan Trauma Healing kepada anak-anak PAUD/TK Tunas Harapan Panti, Nagari Rambatan Kecamatan Rambatan, Tanah Datar, Rabu (29/05/2024).
Presiden Minang Diaspora Fasli Jalal mengatakan bahwa kebutuhan korban tidak hanya berbentuk makanan, minuman dan pakaian tetapi yang paling penting adalah untuk mengembalikan psikologi anak- anak.
“Jika anak-anak tertekan, tidak mau beraktivitas maka orang tua juga terganggu aktivitasnya menjadi beban pikiran saat bencana,” ujar Fasli.
Ia menjelaskan bahwa anak-anak harus sehat, karena sehat ia harus cerdas, ceria dan bergembira meskipun dalam keadaan bencana.
” Nah, Trauma healing yang digagas Minang Diaspora ini untuk mengembalikan kesenangan, keceriaan, kepercayaan diri dan harapan anak-anak untuk mencapai yang terbaik sesuai bakat dan minatnya,”kata Fasli
Sementara itu kepala TK Tunas Harapan Elizarti mengaku berterima kasih atas kepedulian Minang Diaspora yang telah memberikan Trauma Healing kepada 25 orang murid. Ia terharu karena kegiatan tersebut mampu memberikan motivasi anak untuk tetap sekolah dan ikut menghilangkan rasa trauma.
” Galodo menghilangkan semangat anak untuk belajar karena trauma. Alhamdulillah dengan adanya Trauma Hilang ini, anak-anak terhibur dan termotivasi untuk sekolah kembali,” ujarnya
Ia menerangkan bahwa TK Tunas Harapan merupakan sekolah milik Nagari Rambatan yang sudah berdiri sejak 2010. Kemudian sekolah memilkki 2 orang pendidik dan 25 orang murid yang bertempat tinggal di Jorong Panti.
Sedangkan instruktur Trauma Hilang Minang Petro Alexy Diaspora mengatakan bahwa kegiatannya tujuannya untuk menghilangkan rasa trauma anak-anak yang menjadi korban bencana. Adapun kegiatan tersebut berupa olah fisik, sosial, dan intelektual.
“Target kita agar anak-anak tetap bergembira walaupun dalam keadaan bencana,” kata Petro dari Yayasan Qolbum Salim
Ia menambahkan bahwa Trauma Healing perlu menanamkan nilai-nilai tauhid kepada anak-anak yang dilaksanakan selama 7 -15 hari secara rutin. Misalnya anak-anak diberikan pemahaman bahwa galodo dan musibah datangnya dari Allah SWT dan ujian yang diterima tak akan melebihi kemampuan manusia. (kontributor).