Menyisiri Sungai Kampar Demi Pengabdian

Silayang, —Sekira selama 2,5 jam harus melawan arus air sungai Kampar, akhirnya boat kayu yang ditumpangi Syahrijal tiba di lokasi.

Capek dirasakan, namun Kepala KUA Kecamatan Mapat Tunggul Selatan (Matuse) Kabupaten Pasaman itu mengungkapkan lelah telah menjadi Lillah. Ada rasa lega dan harum keramahan menyambutnya sesaat kakinya menapaki ranah yang baru menikmati benderangnya listrik itu.

“Tidak ada akses jalan lain menuju jorong Pertemuan, selain jalur air. Untuk sampai ke jorong ini dibutuhkan perjuangan yang ekstra serta mental yang kuat naik kapal boat kayu, melawan derasnya arus sungai Kampar yang penuh tantangan”, Ia menceritakan keseruan perjalanan.

Syahrijal mengisahkan begitu banyak resiko yang harus dilewati, kapal tenggelam, kapal menabrak batu-batu besar, kayu dan lain sebagainya. Terkadang besarnya air sungai karena curah hujan yang tinggi membuat akses sungai tidak bisa di gunakan.

Ya, itu kisah indah yang diceritakan olehnya. Tetapi ayah dua orang anak ini mengatakan, terjalnya perjalanan ini bukan hambatan demi pengabdian untuk masyarakat Jorong Pertemuan Muaro Nagari Muaro Sei Lolo.

Bersama staf, Syahrijal mengaku melaksanakan perjalanan dinas, bersilaturahmi dengan masyarakat meskipun harus menyisir arus sungai Kampar, pada Selasa (27/2).

Dikatakan Syahrijal, jorong Pertemuan adalah sebuah desa yang terletak di ujung Mapat Tunggul Selatan Kabupaten Pasaman, berbatasan dengan kabupaten 50 Kota.

Sebagai Kepala KUA, perpanjangan tangan Kementerian Agama Kabupaten Pasaman, Syahrijal mengatakan semangat untuk melakukan pengabdian dengan menyapa dan mengunjungi seluruh masyarakat yang ada di wilayah tugas.

“Semoga saja Pemerintah Daerah, Provinsi dan pusat bisa memperhatikan dan membangun akses jalan, sehingga untuk melayani masyarakat Pertemuan bisa dengan mudah”, harapnya.

Exit mobile version