Lubuk Sikaping, SaiyoNews.com – Menjelang bulan suci Ramadhan 1445H, masyarakat Nagari Durian Tinggi, Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, menggelar tradisi “Balimau” pada hari Senin (11/3). Acara yang berlangsung sore hari ini dihadiri oleh Bupati Pasaman, Sabar AS, dan ratusan masyarakat setempat.
Tradisi Balimau merupakan tradisi turun-temurun yang dilakukan sebagai simbol penyucian diri sebelum memasuki bulan Ramadhan.
Bupati Pasaman, Sabar AS, saat dikonfirmasi SaiyoNews.com menyampaikan apresiasi atas terlaksananya tradisi Balimau di Nagari Durian Tinggi. Ia mengatakan, tradisi ini merupakan salah satu bentuk budaya yang harus dilestarikan.
“Tradisi Balimau ini merupakan warisan budaya yang harus kita jaga dan lestarikan. Selain sebagai simbol penyucian diri, tradisi ini juga menjadi ajang silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan antar masyarakat,” kata Sabar AS.
Tradisi “Balimau” di Desa (Nagari) Pauah ini berbeda dengan tradisi balimau di daerah lain di Sumater Barat pada umumnya, dikarenakan Tradisi Balimau ini mempertemukan Dua Nagari yaitu Nagari Pauah dan Nagari Durian Tinggi disatu Titik yaitu tepatnya di depan Mesjid Raya Pauah Durian Tinggi.
Dimulai dari arak-arakan, turun dari rumah Datuak dimasing-masing Nagari, kemudian diarak oleh masyarakat banyak didampingi para hulubalang dan pandeka silek, seketika para rombongan Datuak masing-masing Nagari Bertemu dititik yang telah di sepakati, maka akan didahului dengan pembukaan Silek “Songsong” oleh para Pendeka (read: pendekar) dari masing-masing Nagari dan di akhiri dengan pengambilan air digentong yang dibawa para Anak-Anak Gadih Minang calon bundo kanduang dan disapukan ke bagian wajah dan kepala.